Monday, October 17, 2016

Legenda Alue Naga

Suatu hari Sultan Meurah mendapat khabar tentang keresahan rakyatnya di suatu tempat, lalu beliau mengunjungi tempat tersebut yaitu sebuah desa di pinggiran Kuta Raja untuk mengetahui lebih lanjut keluhan rakyatnya.

"Tuanku banyak ternak kami raib saat berada di bukit Lamyong," keluh seorang peternak.
"Terkadang bukit itu menyebabkan gempa bumi sehingga sering terjadi longsor dan membahayakan orang yang kebetulan lewat dibawahnya," tambah yang lainnya.
"Sejak kapan kejadian itu?" Tanya Sultan Meurah.
"Sudah lama Tuanku, menjelang Ayahanda Tuanku mangkat," jelas yang lain.

Sesampai di istana Sultan memanggil sahabatnya Renggali, adik dari Raja Linge Mude.
"Dari dulu aku heran dengan bukit di Lamnyong itu," kata Sultan Meurah.
"Mengapa ada bukit memanjang di sana padahal di sekitarnya rawa-rawa yang selalu berair," sambung Sultan Meurah.
"Menurut cerita orang tua, bukit itu tiba-tiba muncul pada suatu malam," jelas Renggali, "abang hamba, Raja Linge Mude, curiga akan bukit itu saat pertama sekali ke Kuta Raja, seolah-olah bukit itu mamanggilnya," tambahnya.
"Cobalah engkau cari tahu ada apa sebenarnya dengan bukit itu!" Perintah Sultan.

Maka berangkatlah Renggali menuju bukit itu, dia menelusuri setiap jengkal dan sisi bukit tersebut, mulai dari pinggir laut di utara sampai ke kesisi selatan, bukit yang aneh, bisik Renggali dalam hati. Kemudian dia mendaki bagian yg lebih tinggi dan berdiri di atasnya, tiba-tiba dari bagian di bawah kakinya mengalir air yang hangat. Renggali kaget dan melompat ke bawah sambil berguling.

"Maafkan hamba putra Raja Linge!" Tiba-tiba bukit yang tadi di pinjaknya  bersuara.
Renggali kaget dan segera bersiap-siap, "siapa engkau?" Teriaknya.
Air yg mengalir semakin banyak dari bukit itu membasahi kakinya, "hamba naga sahabat ayahmu," terdengar jawaban dari bukit itu dikuti suara gemuruh.

Renggali sangat kaget dan di perhatikan dengan seksama bukit itu yang berbentuk kepala ular raksasa walaupun di penuhi semak belukar dan pepohonan. "Engkaukah itu? Lalu di mana ayahku? Tanya Renggali. Air yang mengalir semakin banyak dan menggenangi kaki Renggali.
"Panggilah Sultan Alam, hamba akan buat pengakuan!" Isak bukit tersebut.
Maka buru-buru Renggali pergi dari tempat aneh tersebut. Sampai di istana hari sudah gelap, Renggali menceritakan kejadian aneh tersebut kepada Sultan.

"Itukah Naga Hijau yang menghilang bersama ayahmu?" Tanya Sultan Meurah penasaran.
"Mengapa dia ingin menemui ayahku, apakah dia belum tahu Sultan sudah mangkat?"  tambah Sultan Meurah.
Maka berangkatlah mereka berdua ke bukit itu, sesampai disana tiba-tiba bukit itu bergemuruh. "Mengapa Sultan Alam tidak datang?" Suara dari bukit.
"Beliau sudah lama mangkat, sudah lama sekali, mengapa keadaanmu seperti ini Naga Hijau? Kami mengira engkau telah kembali ke negerimu, lalu di mana Raja Linge?" Tanya Sultan Meurah.
Bukit itu begemuruh keras sehingga membuat ketakutan orang-orang tinggal dekat bukit itu.
"Hukumlah hamba Sultan Meurah," pinta bukit itu. "Hamba sudah berkhianat, hamba pantas  dihukum," lanjutnya.
"Hamba sudah mencuri dan menghabiskan kerbau putih hadiah dari Tuan Tapa untuk Sultan Alam yang diamanahkan kepada kami dan hamba sudah membunuh Raja Linge," jelasnya.
Tubuh Renggali bergetar ...